Selasa, 25 Juni 2013

Forensik Akutansi

Latar Belakang

Dalam perkembangannya Akuntansi Forensik Indonesia sekarang ini hanya sedikit di minati di bandingkan dengan bagian cabang akuntansi yang lainnya seperti akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi auditing dan sebagainya dan perkembangannya pun lebih sedikit terlambat di bandingkan dengan bagian ilmu akuntansi yang lainnya.

Di Indonesia perkembangan ilmu ini masih jauh dari harapan, dari sekian banyak Kantor Akuntan Publik ( KAP ) Hanya sebagian Kecil saja yang menawarkan Jasa ini, alasannya apa lagi kalau bukan ceruk pasar yang masih minim, secara ilmu ekonomi “ belum ada pasarnya”. Apalagi standar operasional dan ujian sertifikasi, konon belum begitu memadai, sangat jauh bila dibandingkn dengan negara tetangga Australia yang sedang menyusun Standar Akuntansi Forensik. Kanada dan Amerika Serikat sudah memiliki standar yang baku, namun belum serinci Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ).

Akuntansi forensik sebenernya sudah di praktekan di Indonesia. Praktek ini tumbuh dengan pesat tidak lama setelah krisis keuangan tahun 1997. Akhir-akhir ini ada dorongan yang kuat untuk perkembangannya praktek akuntansi forensik. Di sektor publik ( keuangan negara), khususnya di Indonesia, akuntnsi forensik menjadi kebutuhan besar dalam upaya memerangi pemberantasan korupsi seperti yang sering kita alami pada msa pemerintahan jaman sekarang ini, bahwa semakin banyak terungkapnya kasus-kasus korupsi baik di tengah pemerintahan, perbankan dan sebagainnya.

Perkembangan akuntansi forensik memang sedikit terlambat bila dibanding ranah akuntansi lainnya - akuntansi keuangan, audit, audit internal, dan sebagainya. Padahal di Amerika, ilmu ini sudah ada sejak kasus Al Capone terungkap pada 1931 silam oleh seorang akuntan forensik, Frank J. Wilson. Namun, organisasi profesinya baru terbentuk beberapa dekade belakangan. Association of Certified Fraud Examiners baru terbentuk pada 1988. Kampusnya, American College of Forensic Examiners juga baru berdiri pada 1992.

Di Indonesia perkembangan ilmu ini masih jauh dari harapan, dari sekian banyak Kantor Akuntan Publik (KAP) hanya sebagian kecil saja yang menawarkan jasa ini, alasannya apa lagi kalau bukan ceruk pasar yang masih minim, secara ilmu ekonomi “belum ada pasarnya”. Apalagi standar operasional dan ujian sertifikasi, konon belum begitu memadai, sangat jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga Australia yang sedang menyusun Standar Akuntansi Forensik. Kanada dan Amerika Serikat sudah memiliki standar yang baku, namun belum serinci Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Belum adanya standar yang memadai, persoalan tambahan yang membuat ilmu ini kurang begitu populer adalah penguasaan ilmu yang cukup luas. Selain akuntansi dan audit, akuntan forensik juga harus menguasai bidang yang berkaitan dengan kejahatan keuangan (money laundering), hukum, psikologi, sosiologi, antropologi, viktimologi, kriminologi, dan lain-lain. Akuntan forensik harus memiliki kemampuan “multitalenta”.
Kedepan, beberapa kalangan meramalkan perkembangan profesi ini akan lebih pesat. Selain makin banyak kantor bisnis dari negara asing yang masuk ke Indonesia., juga makin tingginya kesadaran perusahaan untuk melindungi asset mereka dari pola-pola tindakan kecurangan.

Manfaat
Program akuntansi forensik membantu siswa mempersiapkan diri untuk ujian akuntansi forensik dan sertifikasi untuk mempelajari prinsip-prinsip kunci dari prosedur peradilan, dukungan litigasi, dan kegiatan ilegal menyelidiki. Beberapa perguruan tinggi dan universitas memungkinkan siswa untuk menyatakan akuntansi forensik utama sebagai bagian dari bisnis mereka atau program sarjana manajemen. 
 
Fitur-Fitur yang ditawarkan/dijelaskan
kualifikasi on-line akuntansi forensik mungkin suplemen atau mengganti sistem akuntansi forensik tingkat dan tersedia dari kedua perguruan tinggi publik dan pribadi dan universitas. Pada dokumentasi world wide web mempertahankan nilai yang sama sebagai sistem kampus berbasis asalkan penyedia disetujui oleh badan akreditasi yang diakui secara nasional seperti Asisten AS Pengetahuan dan / atau Otoritas Akreditasi Pengetahuan Tinggi.
Program akuntansi forensik dapat diambil melalui program kursus online atau di kampus di sebuah perguruan tinggi atau universitas. Kursus-kursus ini fokus pada topik seperti penipuan sekuritas, misappropriations aset, pernyataan palsu dan penipuan pelaporan, penipuan asuransi dan pencurian karyawan. Bisnis kegagalan atau kasus litigasi perusahaan sering membutuhkan bantuan dari seorang akuntan forensik untuk memecahkan kasus ini. Profesional dapat memilih untuk bergabung terkenal di dunia asosiasi seperti American College of Penguji Forensik untuk lebih pengetahuan dan keterampilan mereka sepanjang karir mereka.


Contoh
Kasus Bank Century
Keinginan untuk menghusut kasus Century tidak lepas dari keberhasilan membongkar skandal Bank Bali oleh auditor Pricewaterhouse Coopers (PwC). Terinspirasi dari sukses tersebut yang mendorong KPK dan BPK ingin melakukan audit forensik terhadap Bank Century. Yang jadi perdebatan kemudian adalah biaya untuk audit forensik sejumlah 93 milyar dinilai sangat besar.
Akuntansi/audit forensik dapat dilakukan oleh lembaga negara seperti BPK, KPK, BPKP atau PPATK serta lambaga lain seperti Bank Dunia atau kantor akuntan publik Independen (KAP). Kemungkinan paling besar KAP yang akan diberi tugas melakukan audit forensik ini.
“Audit forensik merupakan cara khusus untuk mengetahui apakah kasus yang dimaksud terdapat pidana korupsinya atau tidak. Sebelum audit forensik dilakukan, BPK sendiri telah melakukan audit investigasi yang hasilnya ada dugaan tindak pidana, tapi belum jelas peristiwa pidananya apa” (Haryono-Wakil Ketua KPK). Pada dasarnya siapapun bisa meminta digelarnya audit forensik, mulai dari masalah perceraian, konflik premi asuransi, gugatan perdata, hingga penilaian terhadap kinerja perusahaan.




2 komentar:

  1. posting artikel Blog yang bagus, good job namun koq tidak disebutkan sumber referensinya, kalo boleh comment tata warna bagusnya background biru.., terus dipelihara blognya... biar rame dikunjungi..

    BalasHapus
  2. oiya pak, saya lupa menuliskan sumbernyaa.. ok sipp pak.. terimakasih sarannya

    BalasHapus